Sabtu, 08 Oktober 2016

Sistem Arsitektur Tersentralisasi dan Desentralisasi

1.             Arsitektur Tersentralisasi
Arsitektur tersentralisasi (terpusat) sudah dikenal semenjak tahun 1960-an, dengan mainframe sebagai aktor utama. Mainframe adalah komputer yang berukuran relatif besar yang ditujukan untuk menangani data yang berukuran besar, dengan ribuan terminal untuk mengakses data dengan tanggapan yang sangat cepat, dan melibatkan jutaan transaksi.


Sistem Informasi – Arsitektur Tersentralisasi

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, dominasi mainframe pada lingkungan dengan komputasi terpusat menjadi berkurang karena kehadiran minikomputer dan mikrokomputer (PC) yang berkemampuan lebih kecil tetapi dengan harga yang jauh lebih murah. Implementasi dari arsitektur terpusat adalah pemrosesan data yang terpusat (biasa disebut komputasi terpusat). Semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer yang ditempatkan di dalam suatu lokasi yang ditujukan untuk melayani semua pemakai dalam organisasi. Kebanyakan perusahaan yang tidak memiliki cabang menggunakan model seperti ini. 

1.1 Keuntungan dan Kekurangan Arsitektur Tersentralisasi
a)        Keuntungan Arsitektur Tersentralisasi
§  Instalasi lebih aman
§  Kontrol aman
§  Biaya pemeliharaan murah
§  Lebih mudah dalam membuat perencanaan strategis
§  Lebih mudah melakukan pelatihan
§  Hardware dan software terstandarisasi sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan.

b)        Kerugian Arsitektur Tersentralisasi
§  Jika ada masalah maka semua akan terkena dampaknya (kurang fleksibel)
§  Sistem yang dibuat secara global, tidak spesifik sesuai kebutuhan masing-  masing bagian
§  Pemrosesan di mainframe lebih lama (traffic padat)
§  Jika ingin merubah subsistem maka akan berdampak ke seluruh sistem (kurang di kustomisasi)

2.             Arsitektur Desentralisasi
Arsitektur desentralisasi merupakan konsep dari pemorosesan data tersebar (atau terdistribusi). Sistem pemrosesan data terdistribusi (atau biasa disebut sebagai komputasi tersebar). sebagai system yang terdiri atas sejumlah komputer yang tersebar padu berbagai lokasi yang di’ hubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masing-masing komputer mampu melakukan pemrosesan yang serupa secara  mandiri. Tetapi bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data. Dengan kata lain sistem pemrosesan data distribusi membagi sistem pemrosesan dan terpusat ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, yang pada hakikatnya masing-masing subsistem tetap berlaku sebagai sistem pemrosesan data yang terpusat.


Sistem Informasi – Arsitektur Desentralisasi

Model sederhana sistem pemrosesan terdistribusi terdapat pada sejumlah komputer yang terhubung dalam jaringan yang menggunakan arsitekstur peer-to-peer, masing-masing komputer memiliki kontrol terhadap resource (misalnya data, printer, arau CD-ROM), tetapi memungkinkan komputer lain menggunakan sesumber (resource) tersebut. Sistem seperti ini menjadi pemandangan yang umum semenjak kehadiran PC yang mendominasi perkantoran.


Sistem Informasi – Peer To Peer

Sistem pemrosesan terdistribusi bisa diterapkan dalam sebuah organisi. Setiap area fungsional (departemen) mempunyai unit pemrosesan informasi tersendiri. Penerapan sistem terdistribusi biasa dilakukan pada dunia perbankan. Setiap kantor cabang memiliki pemrosesan data tersendiri. Namun, jika dilihat pada operasional seluruh bank bersangkutan, sistem pemrosesannya berupa sistem pemrosesan data yang terdistribusi.

2.1 Kentungan dan Kekurangan Arsitektur Desentralisasi:
a)        Keuntungan Arsitektur Desentralisasi
§  Penghematan biaya
§  Pengingkatan tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
§  Peningkatan kepuasan pemakai
§  Kemudahan pencadangan ketika terjadi musibah

b)        Kekurangan Arsitektur Desentralisasi
§  Memungkinkan kekacauan kontrol terhadap sistem komputer
§  Ketidaksesuaian dalam menyediakan perangkat lunak dan perangkat keras
§  Kemubaziran dalam tugas
§ Standardisasi bisa tak dicapai


REFERENSI :
El, Fairuz. Sistem Informasi Arsitektur Informasi.

Nurani, Khotijah. Keuntungan dan Kerugian Tersentralisasi, Desentralisasi Dan Client/Server. https://khotijahnurani99.wordpress.com/2012/09/29/keuntungan-dankerugian-tersentralisasi-desentralisasi-dan-clientserver/ (Diakses Tanggal 04 Oktober 2016) 

Selasa, 04 Oktober 2016

Manajemen Projek Perangkat Lunak


1.1         Pengertian Manajemen Projek Perangkat Lunak
Manajemen dapat diartikan mengatur atau mengelola, melalui Planning untuk mempelajari analisa/perencanaan, Organizing untuk mempelajari delegasi, Action untuk mempelajari pelaksanaan, Controlling untuk mempelajari evaluasi Proyek merupakan aktifitas yang memiliki batasan waktu, biaya, resource dan Perangkat Lunak merupakan kumpulan instruksi, kode, dokumen, data yang bila diekseskusi akan menjalankan fungsi tertentu.
Jadi bisa disimpulkan bahwa MPPL adalah sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan pengendalian untuk membuat perangkat lunak atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya yang tertentu pula. Manajemen Proyek dilaksanakan dengan tujuan untuk optimasi penggunaan sumber daya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen Proyek harus dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.Adanya koordinasi horisontal antar pelaksana yang tidak terlalu birokratis, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat secara luwes dan cepat dilakukan antipasi bila terjadi penyimpangan.
         1) Adanya penanggung jawab tunggal, biasanya oleh pimpinan proyek yang berfungsi sebagai                pusat informasi, integrator antar komponen yang terlibat dan sekaligus pelaksanaan koordinasi            dengan pihak diluar proyek.
        2) Proyek dapat diuraikan menjadi rincian kegiatan yang terstruktur, dimana setiap kegiatan dapat            diuraikan menjadi elemen-elemen kegiatan yang mandiri dengan sifat-sifat, yaitu sebagai berikut.
®    Dapat dikelola sebagai suatu paket kerja.
®    Beban biaya dan waktu dapat diukur.
®    Prestasi, biaya dan kualitas dapat diukur.
®    Dapat diintegrasikan menjadi suatu satuan kegiatan.
®    Dapat disusun secara hirarki berjenjang.


1.2         Aktivitas Manajemen
Aktivitas manajemen perangkat lunak meliputi beberapa langkah yang terstruktur, langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
      a)   Proposal Writing(Pembuatan Proposal). Pimpinan proyek harus membuat rencana pekerjaan                proyek yang akan dilakukan dari persiapan awal hingga selesainya proyek tersebut.                              Persiapannya meliputi, tujuan dan maanfaat dijalankannya proyek,apa saja bentuk kegiatan yang        dikerjakan,dan tahapan-tahapan pekerjaan.
      b)   Project Costing (Anggaran Proyek). Budged pengeluaran dan pemasukan proyek yang akan                  dikerjakan perlu dibuat yang serinci mungkin.
      c)    Project Planning and Scheduling(Penjadwalan dan Perencanaan Proyek). Perencanaan                          pelaksanaan proyek yang baik harusnya menggunakan jadwal yang tersusun rapi, dan                          penjadwalan tersebut dikonversi dengan seluruh kegiatan yang akan dikerjakan dari study                    kelayakan, perencanaan, sampai implementasi dan maintenance proyek.
      d)    Project Monitoring and Review (Pemonitoran Proyek). Memonitor pelaksanaan proyek perlu              dilakukan disetiap tahapan, sehingga kesalahan dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat              diketahui sedini mungkin.
      e)    Personal selection and evaluation (Evaluasi dan penyeleksi Personal). Sebelum dilaksanakannya         sebuah proyek, maka personal yang terlibat dalam proyek, harus diseleksi sesuai dengan                      keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya.
       f)     Report Writing and Presentation (Presentasi dan Laporan). Presentasi proposal proyek perlu                dilakukan dengan menunjukkan prototype yang ada, sehinnga pihak manajemen yakin akan                proyek tersebut

1.3         Perencanaan Struktur Organisasi
Untuk melakukan pelaksanaan sebuah proyek dibentuk tim yang akan melaksanakan pekerjaan proyek pada setiap tahapannya, anggota tim ini dapat juga dirotasi bila ada anggota tim yang merasakan kesulitan pada tahapan pengerjaannya. Berikut adalah tugas-tugas yang terbagi dari penyusunan struktur organisasi.
         1)     Project Manager mempunyai tanggung jawab dan tugas yang bermacam-macam, tidak hanya            terfokus pada hal-hal yg teknis sifatnya. Bagaimana layaknya seorang project manager harus               mempunyai kemampuan membuat tim proyek agar tetap solid, mampu memonitor dan                         mengontrol budget serta mempunyai kemampuan analisis resiko yang baik.
        2)      System Analys bertugas untuk mengembangkan definisi sistem dan planning project.
        3)      Designer bertugas merancang produk yang sesuai dengan project yang sedang dikerjakan.
        4)      Programmer bertugas untuk membuat program-program yang sesuai dengan project timnya,              yang nantinya program ini akan berpengaruh terhadap pengerjaan project tersebut.
        5)      Tester atau Penguji bertugas untuk melakukan uji per unit sistem apakah program yang                      dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan.

1.4         Tujuan Perencanaan Proyek Perangkat Lunak
Tujuan perencanaannya adalah untuk menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan manajer membuat estimasi yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai sumber daya, biaya dan jadwal. Estimasi dibuat dengan sebuah kerangka waktu terbatas pada awal sebuah proyek PL dan secara teratur diperbaharui secara teratur selagi proyek sedang berjalan.

1.5         Spektrum Manajemen
Manajemen perangkat lunak berfokus dengan tiga unsur. Tiga unsur tersebut akan dijelaskan pada sub bab ini, yaitu sebagai berikut.
  
1.             Manusia
Faktor manusia sangat penting sehinga Sofware Engineering Institute telah mengembangkan sebuah model kematangan kemampuan manajemen manusia untuk mempertinggi kesiapan kesiapan orgnisasi perangkat lunak untuk mengerjakan aplikasi yang semakin kompleks dengan membantu menarik, menumbuhkan memotivasi, menyebarkan dan memelihara dan memelihara bakat yang dibutuhkan mengembangkan kemampuan perkembangn perangkat lunak mereka. Model kematangan manajemen manusian membatasi area praktis berikut kunci bagi masyarakat perangkat lunak: rekruitmen, seleksi, manajemen untuk kerja, pelatihan, konpensasi, perkembangan karir, disain, kerja dan organisasi, dan perkembangan tim atau kultur.

2.             Masalah
Seorang manajer proyek perangkat lunak dihadapkan pada sebuah dilema pada awal proyek rekayasa perangkat lunak. Diperlukan perkiraan kuatitatif dan rencana organisasi, tetapi informasi yang solid tidak dapat diperoleh diperoleh. Analisis yang mendetail tentang kebutuhan perangkat akn memberikan informasi memadai untuk suatu perhitungan, tetapi analisis sering memerlukan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Lebih buruk lagi kebutuhan terkadang berubah-ubah, berubah secara reguler pada saat proyek berjalan. Seorang manajer harus bisa mengamati masalah pada awal dimulainya sebuah proyek. Pada skala minimum, ruang lingkup masalah harus dibangun dan ditentukan.

3.             Proses 

Proses perangkat lunak memberikan suatu kerangka kerja dimana rencana komprihensif bagi pengembangan perangkat lunak dapat dibangun. Didalam suatu industri dikenal berbagai macam proses,demikian juga halnya dengan industri perangkat lunak.Perbedaan proses yang digunakan akan menguraikan aktifitas-aktifitas proses dalam cara-cara yang berlainan.


REFERENSI
Ismine, Dwi. Manajemen Perangkat Lunak. http://dwiismine.blogspot.co.id/2013/05/manajemen-perangkat-lunak.html (Diakses tanggal 04 Oktober 2016)
Tabalagan, Putra. Konsep Manajemen Proyek Rekayasa. http://putra-tabalagan.blogspot.co.id/2012/11/konsep-manajemen-proyek-rekayasa.html (Diakses tanggal 04 Oktober 2016)
Gerrard, Erozz. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. https://erozzgerrard.wordpress.com/2011/11/29/manajemen-proyek-perangkat-lunak/ (Diakses tanggal 04 Oktober 2016)
Hanasia, Hydec.  Management Proyek Perangkat Lunak. http://hydechanasia.blogspot.co.id/2011/09/management-proyek-perangkat-lunak.html (Diakses tanggal 04 Oktober 2016)

Kamis, 29 September 2016

Network Operation System (NOS)


A.    Pengertian dan Karakteristik NOS
Network Operating System (Sistem operasi jaringan) adalah sebuah jenis sistem operasi yang ditujukan untuk menangani jaringan. Umumnya, sistem operasi ini terdiri atas banyak layanan atau service yang ditujukan untuk melayani pengguna, seperti layanan berbagi berkas, layanan berbagi alat pencetak (printer), DNS Service, HTTP Service, dan lain sebagainya. Semua fasilitas yang memanfaatkan Web memerlukan network operating systems (NOS), yaitu sistem operasi komputer untuk server, atau sebuah program dasar yang memungkinkan berjalannya server pada sebuah sistem client/server. Sistem Web itu sendiri memang berbasis pada skema client/server. Contoh dari NOS adalah Windows Server, Linux, dan berbagai variasi UNIX. NOS sendiri sudah hadir sebelum Web menjadi fenomena global, walaupun Web lah yang membuatnya amat populer. Sistem operasi LINUX boleh dianggap sebagai punya hubungan simbiotik dengan Web, dan sistem ini terus dikembangkan oleh para sukarelawan global, sehingga hampir pasti bahwa perkembangan LINUX dan perkembangan Web selalu sejalan.
Sebagai sebuah sistem operasi, NOS punya beberapa karakteristik yang membedakannya dari client operating systems. Sudahlah jelas bahwa aplikasi yang akan dijalankannya memang didesain untuk keperluan komputerisasi di dalam sebuah jaringan. Dengan demikian, NOS memang melayani lebih dari satu pengguna setiap kalinya, dengan hirarki kewenangan (previlege) pengguna yang berbeda-beda. Terpenting lagi, NOS dirancang untuk tetap siaga dan selalu ‘menyala’ sepanjang waktu.

B.     Perbedaan Personal Komputer dengan Server NOS
1.        Fungsi dari server NOS adalah untuk memanajemen sebuah jaringan server sedangkan personal komputer berfungsi untuk kebutuhan pribadi pengguna.
2.        Kinerja komputer dengan server NOS lebih berat dibandingkan dengan personal komputer.
3.        Sistem operasi server NOS memiliki fitur yang lebih lengkap dibandingkan dengan personal komputer.
4.        Komponen perangkat keras pada komputer server NOS lebih baik dibandingkan dengan personal komputer.

C.    Sistem Multiuser, Multi Tasking dan Multi Processor
®    Sistem Multi-User
Sistem Multi-User adalah suatu sistem dimana lebih dari satu user menggunakan secara bersama satu atau lebih perangkat keras, piranti lunak dan data/ informasi , orang dan prosedur melalui masing-masing komputer atau workstation. Tujuan dari Sistem Multi-User, yaitu sebagai berikut.
a)      Meningkatkan produktivitas dan efektivitas SDM
b)      Meningkatkan produktivitas dan efektivitas organisasi
c)      Meningkatkan Layanan kepada mereka yang tergantung pada sistem Multi-User.
®    Sistem Multitasking
Multitasking adalah pemrosesan beberapa tugas pada waktu yang bersamaan. Sebagai contoh, jika seseorang sedang menyetir, bertelepon lewat ponsel, dan sambil merokok secara bersamaan, maka orang tersebut melakukan multitasking.
Multitasking merupakan mekanisme kerja komputer. CPU komputer dapat menangani beberapa proses dalam waktu yang sama secara akurat. Proses yang dikerjakan tergantung pada instruksi yang diberikan oleh software komputer. Oleh sebab itu, untuk memanfaatkan kemampuan CPU secara maksimal, software yang digunakan juga harus memiliki kemampuan multitasking. Saat ini, berbagai software sistem operasi sudah memiliki kemampuan multitasking. Itulah sebabnya, saat ini Anda bisa browsing di halaman web SmitDev, chatting, sambil mendengarkan musik secara bersamaan.
®    Sistem Multiprocessor
Multiprocessor merupakan  sistem komputer dengan dua atau lebih CPU identik yang membagi akses secara penuh kepada common RAM (Shared Memory Multiprocessor). Karakterisitik penting dalam multiprocessor yaitu:
a)      Mengandung dua atau lebih processor general purpose yang memiliki kemampuan yang setara
b)      Semua prosesor memiliki akses bersama ke memori global.
c)      Semua prosesor memiliki akses bersama ke parangkat I/O, baik melalui saluran yang sama atau melalui saluran yang berbeda yang menyediakan lintasan ke perangkat yang sama.

D.    Pertimbangan dalam Memilih NOS
Beberapa kategori yang sebagai prasyarat untuk memilih Network Operating System (NOS) yang sesuai kebutuhan, yaitu sebagai berikut.
1.      Nilai investasi
Salah satu pertimbangan utama yang perlu diperhatikan dalam memilih sebuah sistem operasi server adalah nilai investasi pembelian sistem operasi tersebut. Nilai investasi tersebut tidak hanya dilihat berdasarkan harga dari sistem operasi itu saja, namun semua investasi finansial yang berhubungan dengan sistem operasi tersebut.
2.      Stabilitas system
Suatu hal yang sangat krusial pada sebuah sistem operasi server adalah stabilitas sistem itu sendiri. Sebuah server seharusnya memiliki downtime (berhenti beroperasi karena suatu gangguan) yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan sebuah komputer desktop. Sudah menjadi suatu hal yang biasa bahwa perangkat server selalu dibiarkan menyala sepanjang tahun hingga beberapa tahun berturut – turut. Untuk memungkinkan hal tersebut, maka sistem operasi server haruslah memiliki kestabilan dan kehandalan yang tinggi.
3.      Dukungan hardware
Karena sebuah server merupakan perpaduan dari software dan hardware, maka perlu diperhatikan bahwa sistem operasi yang dipilih menunjang penggunaan seluruh hardware yang ada pada server tersebut. Perlu dipertimbangkan juga bahwa hardware tersebut bukan hanya berjalan, namun bekerja optimal – hal tersebut tentu berarti bahwa hardware tersebut memerlukan driver yang paling cocok dari driver yang ada.
4.      Dukungan aplikasi
Aplikasi di sini adalah aplikasi yang tersedia bagi server tersebut dan bisa didapatkan dengan mudah. Kita perlu memperhatikan sejumlah aplikasi yang sangat berhubungan dengan optimalisasi penggunaan server tersebut.

E.     Tipe-tipe NOS Populer
1.        Netware/OES
2.        Windows Server
3.        Unix
4.        Linux

5.        Mac OS X Server


REFERENSI :
Mutiara, Rezi. “Komponen Jaringan Komputer: NOS (Network Operating System)”. 13 Juli 2011. http://rezimutiarafenorita.blogspot.co.id/2011/07/nos-network-operating-system.html (Diakses tanggal 29 September 2016)
Widayat, Hendri. “Pengertian NOS (Network Operating System)”. 08 Desember 2013. http://hendriwidayatblog.blogspot.co.id/ (Diakses tanggal 29 September 2016)
Amos, Kang. “Pengertian Multi-User, Multitasking, dan Multisharing”. 22 Mei 2010. http://treembeng.blogspot.co.id/2010/05/pengertian-multiuser-multitasking.html (Diakses tanggal 29 September 2016)
Anonim. “Teknik Komputer Jaringan”. http://kampusdotkom.blogspot.co.id/p/teknik-komputer-jaringan.html (Diakses tanggal 29 September 2016)
Aeni. “Multiprocessor”. 23 Agustus 2011. https://ae89crypt5.wordpress.com/2011/08/23/multiprocessor/ (Diakses tanggal 29 September 2016)

Latihan Soal Subnetting ☠


Soal :
Ada sebuah perusahaan memiliki 5 buah divisi (A, B, C, D, E). Pihak manajemen menginginkan masing-masing divisi memiliki jaringan terpisah.
Rancanglah konfigurasi jaringan pada perusahaan tersebut!
             1. Tentukan CIDR divisi A, B, C, D, E!
      2. Tentukan Broadcast IP dan Network dari masing-masing divisi!
      3. Jika ada sebuah komputer dengan IP 192.168.0.40, tentukan komputer tersebut berada di divisi           yang mana!
            4.  Apakah IP 192.168.0.230 ada di suatu divisi? Jelaskan!

Jawaban :
    1. CIDR divisi A, B, C, D dan E
Divisi A
®    Divisi ini menggunakan CIDR /27 dengan netmask 255.255.255.224, hal tersebut di karenakan binary dari netmask tersebut adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
Divisi B
®    Divisi ini menggunakan CIDR /26 dengan netmask 255.255.255.192, hal tersebut di karenakan binary dari netmask tersebut adalah 11111111.11111111.11111111.11000000
Divisi C
®    Divisi ini menggunakan CIDR /26 dengan netmask 255.255.255.192, hal tersebut di karenakan binary dari netmask tersebut adalah 11111111.11111111.11111111.11000000
Divisi D
®    Divisi ini menggunakan CIDR /26 dengan netmask 255.255.255.192, hal tersebut di karenakan binary dari netmask tersebut adalah 11111111.11111111.11111111.11000000
Divisi E
®    Divisi ini menggunakan CIDR /27 dengan netmask 255.255.255.224, hal tersebut di karenakan binary dari netmask tersebut adalah 11111111.11111111.11111111.11100000

    2. Menentukan Network dan Broadcast IP masing-masing divisi
®    Divisi A               : 192.168.0.0/27
Subnet Mask       : 11111111.11111111.11111111.11100000 = 255.255.255.224
Jumlah Host        : 2y-2 = 25-2 =30
®    Divisi B               : 192.168.0.0/26
Subnet Mask       : 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Jumlah Host        : 2y-2 = 26-2 =62
®    Divisi C               : 192.168.0.0/26
Subnet Mask       : 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Jumlah Host        : 2y-2 = 26-2 =62
®    Divisi D               : 192.168.0.0/26
Subnet Mask       : 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192
Jumlah Host        : 2y-2 = 26-2 =62
®    Divisi E               : 192.168.0.0/27
Subnet Mask       : 11111111.11111111.11111111.11100000 = 255.255.255.224
Jumlah Host        : 2y-2 = 25-2 =30
Divisi
Subnet
Host
Broadcast
A
192.168.0.0/27
192.168.0.1/27 – 192.168.0.30/27
192.168.0.31/27
B
192.168.0.32/26
192.168.0.33/26 - 192.168.0.94/26
192.168.0.95/26
C
192.168.0.96/26
192.168.0.97/26 - 192.168.0.158/26
192.168.0.159/26
D
192.168.0.160/26
192.168.0.161/26 - 192.168.0.222/26
192.168.0.223/26
E
192.168.0.224/27
192.168.0.225/27 - 192.168.0.254/27
192.168.0.255/27

®    Divisi A
Network         : 192.168.0.0/27
Broadcast       : 192.168.0.31/27
®    Divisi B
Network         : 192.168.0.32/26
Broadcast       : 192.168.0.95/26
®    Divisi C
Network         : 192.168.0.96/26
Broadcast       : 192.168.0.159/26

®    Divisi D
Network         : 192.168.0.160/26
Broadcast       : 192.168.0.223/26
®    Divisi E
Network         : 192.168.0.224/27
Broadcast       : 192.168.0.255/27

  3. Komputer dengan IP 192.168.0.40 berada pada divisi B, karena IP Address pada divisi B mempunyai rentangan IP, yaitu 192.168.0.32 sampai dengan 192.168.0.95 yang artinya di dalam rentangan tersebut terdapat IP 192.168.0.40 di dalamnya.

  4. Komputer dengan IP 192.168.0.230 berada pada divisi E, karena IP Address pada divisi Emempunyai rentangan IP, yaitu 192.168.0.224 sampai dengan 192.168.0.255, dimana IP 192.168.0.230 termasuk di dalam rentangan tersebut.